BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Sangat ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan keseimbangan alam
akibat proses pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi,
tetapi dilain pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan gas produksi
pembakaran rokok ke paru-paru mereka.
Kebiasaan merokok telah menjadi
budaya diberbagai bangsa di belahan dunia. Mayoritas perokok diseluruh dunia
ini, 47 persen adalah populasi pria sedangkan 12 persen adalah populasi wanita
dengan berbagai kategori umur. Latar belakang merokok beraneka ragam, di
kalangan remaja dan dewasa pria adalah faktor gengsi dan agar disebut jagoan,
malahan ada salah satu pepatah menarik yang digunakan sebagai pembenar atas
kebiasaan merokok yaitu `ada ayam jago diatas genteng, ngga merokok ngga
ganteng`. Sedangkan kalangan orang tua, stres dan karena ketagihan adalah
faktor penyebab keinginan untuk merokok.
Berbagai alasan dan faktor penyebab untuk merokok diatas biasanya kalah
seandainya beradu argumen dengan pakar yang ahli tentang potensi berbahaya atas
apa ditimbulkan dari kebiasaan merokok baik bagi dirinya sendiri, orang lain
dan lingkungan. Harus diakui banyak perokok yang mengatakan bahwa merokok itu
tidak enak tetapi dari sekian banyak pamflet, selebaran, kampanye anti rokok,
sampai ke bungkus rokoknya diberi peringatan akan bahaya kesehatan dari rokok, tetap
tak bisa mengubris secara massal berkurangnya kebiasaan merokok dan jumlah
perokok
1.2.RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah kami uraikan maka masalah yang akan kami bahas:
1. Apa dampak dari merokok?
2. Zat apa yang terkandung di dalam dan yang paling berbahaya?
3. Upaya apa yang dilakukan bagi perokok di sekolah?
4. Apa aktor penyebab perilaku merokok pada remaja?
1.3.TUJUAN PENELITIAN
-Untuk mengetahui Bahaya merokok.
-Untuk mengetahui faktor – faktor penyebab perilaku merokok pada remaja.
-Untuk mengetahui apa itu rokok.
1.4.METODE PENELITIAN
Metode yang kami gunakan adalah:
-Deskriptif
-Kajian pustaka dilakukan dengan mencari literatur di internet da buku – buku
panduan
1.5.SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
1.2.Perumusan Masalah
1.3.Tujuan Penelitian
1.4.Metode Penelitian
1.5.Sistematika penulisan
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1.Pengertian Rokok
2.2.Dampak dari merokok
2.3.Faktor penyebab merokok pada remaja
2.4.Upaya mengatasi rokok
BAB III
ZAT YANG TERKANDUNG DALAM ROKOK
3.1.Rokok dan Reaksi Kimia (Pembakaran)
3.2.Reaksi pembakaran rokok
3.3.Rokok dan proses penguapan uap air dan nikotin
3.4.Tar dan Asap Rokok
3.5.Gas CO (Karbon Mono Oksida)
3.6.Nikotin dan kerja nikotin
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
4.2.Saran
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1. Pengertian Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi
daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya
dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.
Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada
rokok terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi menyaring
nikotin.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang
dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir,
bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang
memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari
merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung(walapun pada
kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian
di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16,
Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah
Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke
Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa.
Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa
orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol
masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih
jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya
yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang
bukan perokok.
2.2. Dampak dari merokok
Sebagaimana kita ketahui di dalam asap sebatang rokok yang dihisap oleh
perokok, tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan
ini terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin, gas
karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein,
asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin,
4-etilkatekol,ortokresoldan perylene adalah sebaian dari beribu – ribu zat di
dalam rokok.
Jumlah kematian dan klaim perokok Menurut penelitian Organisasi Kesehatan dunia
(WHO), setiap satu jam, tembakau rokok membunuh 560 orang diseluruh dunia.
Kalau dihitung satu tahun terdapat 4,9 juta kematian didunia yang disebabkan
oleh tembakau rokok. Kematian tersebut tidak terlepas dari 3800 zat kimia, yang
sebagian besar merupakan racun dan karsinogen (zat pemicu kanker), selain itu
juga asap dari rokok memiliki benzopyrene yaitu partikel-partikel karbon yang
halus yang dihasilkan akibat pembakaran tidak sempurna arang, minyak, kayu atau
bahan bakar lainnya yang merupakan penyebab langsung mutasi gen. Hal ini
berbanding terbalik dengan sifat output rokok sendiri terhadap manusia yang
bersifat abstrak serta berbeda dengan makanan dan minuman yang bersifat nyata
dalam tubuh dan dapat diukur secara kuantitatif.
Selain mengklaim mendapatkan kenikmatan dari output rokok, perokok juga
mengklaim bahwa rokok dapat meningkatan ketekunan bekerja, meningkatkan produktivitas
dan lain-lain. Tetapi klaim ini sulit untuk dibuktikan karena adanya nilai
abstrak yang terlibat dalam output merokok. Para ahli malah memperkirakan bahwa
rokok tidak ada hubunganya dengan klaim-klaim di atas. Malah terjadi
sebaliknya, menurunnya produktiviats seseorang karena merokok akibat terbaginya
waktu bekerja dan merokok. Selain itu berdasarkan penelitian terbaru menyatakan
bahwa merokok dapat menurunkan IQ. (dari berbagai sumber)
Bahaya bagi tubuh yaitu bisa mengakibatkan kanker, paru-paru, impotensi dan
gangguan pada janin, sedangkan bahaya bagi lingkungan dapat menimbulkan polusi
udara yang ditimbulkan dari asap rokok yang dihisap.
Sebenarnya yang paling berbahaya diantara perokok pasif dan perokok aktif,
perokok pasif lah yang berbahaya sebab perokok pasif menghisap asap rokok yang
paling banyak. Rokok juga selain berbahaya juga bisa mematikan dan akan
menimbulkan kecanduan kepada pemakainya.
Merokok bagi orang dewasa bisa berbahaya apalagi bagi anak-anak yang masih
duduk di bangku sekolah. Oleh Karena itu, merokok dilarang di sekolah maupun di
luar sekolah.
Akibat negatif dari rokok, sesungguhnya sudah mulai terasa pada waktu orang
baru mulai menghisap rokok. Dalam asap rokok yang membara karena diisap,
tembakau terbakar kurang sempurna sehingga menghasilkan CO (karbon mono
oksida), yang disamping asapnya sendiri, tar dan nikotine (yang terjadi juga
dari pembakaran tembakau tersebut) dihirup masuk ke dalam jalan napas.
CO, Tar, dan Nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf yang menyebabkan :
Gelisah, tangan gemetar (tremor)
Cita rasa / selera makan berkurang
Ibu-ibu hamil yang suka merokok dapat kemungkinan keguguran kandungannya.
2.3. Faktor penyebab merokok pada remaja
Ada beberapa faktor yang mendorong remaja untuk merokok, di antaranya:
1. Faktor orangtua dan keluarga
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang
berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu
memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah
untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan
rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar
psikologi, 1999:294).
Selain itu, anak-anak yang mempunyai orang tua perokok, lebih rentan untuk terpengaruh
dan mencontoh orang tuanya.
2. Temanku merokok
Banyak fakta membuktikan bahwa remaja perokok, kemungkinan besar teman-temannya
juga perokok, dan sebaliknya. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai
sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan
remaja non perokok (Al Bachri, 1991).
3. Pribadiku
Ada yang mencoba merokok hanya karena alasan ingin tahu. Mungkin juga karena
ingin mengobati rasa sakit fisik maupun jiwa, mengusir bosan. Selain alasan
tersebut, konformitas sosial juga menjadi pemicu. Orang yang memiliki skor
tinggi pada tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan
dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).
4. Iklan rokok ternyata…
Iklan-iklan di berbagai media yang memberikan gambaran bahwa perokok adalah
lambang keglamouran, cowok banget, memicu remaja untuk ikut berperilaku seperti
itu.
Nah, jika kamu sudah terperangkap dalam status perokok saat ini, tenang saja.
Ada berbagai upaya pencegahan jika kamu ingin berubah.
2.4. Upaya mengatasi rokok
Merokok di sekolah yang dilakukan siswa kini semakin banyak, itu dikarenakan
siswa yang satu mengajak siswa yang lainnya atau dikarenakan oleh faktor
pergaulan. Oleh karena itu para guru lebih ketat lagi dalam melakukan pengawasan
dengan mengelilingi tempat-tempat yang sering dijadikan tempat merokok.
Selain itu juga melakukan peringatan yang lebih tegas lagi agar para pelanggar
khususnya perokok jera dan tidak melakukan hal tersebut lagi baik di sekolah
maupun di luar sekolah.
Jika karena kecanduan, maka tips yang harus dilakukan adalah:
Pikirkanlah hal-hal yang menyenangkan yang akan terjadi pada tubuh ketika masa
krisis karena berhenti merokok (biasanya 1,5 sampai 2 minggu)
Minumlah banyak air putih, makan banyak sayur dan buah-buahan setiap kali
timbul keinginan untuk merokok
Berbicara atau berkomunikasilah dengan orang lain dan tetaplah menyibukkan diri
Berolahraga yang menyennagkan dan disukai secara teratur dan terukur
Pijatlah daerah punggung dan leher, lalu tariklah napas dalam-dalam.
Jika karena ketergantungan, maka putuskan semua hubungan antara rokok dan
kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan dengan tips berikut ini:
Jika ingin merasakan rokok di tangan, bermainlah dengan barang-barang lain
seperti pensil, pena, atau membaca buku
Jika ada keinginan untuk menyalakan rokok, jauhkan rokok dari jangkauan dan
buanglah korek api
Jika biasa merokok sesudah makan, segeralah bangkit dari duduk setelah makan,
gosok gihi dan pergilah berjalan atau lakukan kegiatan yang membuat lupa pada
rokok
Jika merokok disertai dengan minum kopi, maka ganilah kopi dengan jus buah dll
Jika merokok untuk menenangkan diri, maka cobalah untuk mengingat bahaya
merokok dapat mengakibatkan penyakit jantung, paru-paru, kanker, stroke, keguguran,
dll.
Berikut ini beberapa tips yang perlu diperhatikan:
Tanyalah pada diri sendiri, apakah ada teman, saudara, atau tetangga yang
menderita salah satu penyakit di atas. Bayangkan jika penyakit tersebut
menyerang diri kita sendiri.
Jika keinginan untuk merokok sangat kuat, lakukanlah olahraga ringan seperti
berjalan-jalan atau lakukan kegiatan yang menjadi kegemaran atau hobi Anda.
Jika berpikir bahwa merokok dapat membuat kita menjadi tenang atau nyaman, maka
katakanlah dan akuilah secara jujur bahwa rokok tidak mungkin bisa mengatasi
masalah yang ada.
Untuk mengatasi masalah ini, perlu melibatkan keluarga, teman, dan saudara
untuk membantu mengalihkan perhatian dari rokok.
Jika ingin berhenti merokok harus menetapkan tindakan yang akan dipilih atau
perilaku apa yang paling mudah diubah berkaitan dengan situasi merokok.
Buatlah pernyataan untuk berhenti merokok, kemudian bacalah pernyataan tentang
niat berhenti merokok di depan teman atau saudara atau anggota keluarga yang
akan menjadi pengingat agar keinginan berhenti merokok tercapai.
BAB III
ZAT YANG TERKANDUNG DALAM ROKOK
3.1. Rokok dan Reaksi Kimia (Pembakaran)
Proses pembakaran rokok tidaklah berbeda dengan proses pembakaran bahan-bahan
padat lainnya. Rokok yang terbuat dari daun tembakau kering, kertas dan zat
perasa, dapat dibentuk dari unsur Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O),
Nitrogen (N) dan Sulfur (S) serta unsur-unsur lain yang berjumlah kecil. Rokok
secara keseluruhan dapat diformulasikan secara kimia yaitu sebagai (CvHwOtNySzSi).
Dua reaksi yang mungkin terjadi dalam proses merokok
Pertama adalah reaksi rokok dengan oksigen membentuk senyawa-senyawa seperti
CO2, H2O, NOx, SOx, dan CO. Reaksi ini disebut reaksi pembakaran yang terjadi
pada temperatur tinggi yaitu diatas 800oC. Reaksi ini terjadi pada bagian ujung
atau permukaan rokok yang kontak dengan udara.
CvHwOtNySzSi + O2 -> CO2+ NOx+ H2O + SOx + SiO2 (abu) ((pada suhu 800oC))
3.2. Reaksi pembakaran rokok
Reaksi yang kedua adalah reaksi pemecahan struktur kimia rokok menjadi senyawa
kimia lainnya. Reaksi ini terjadi akibat pemanasan dan ketiadaan oksigen.
Reaksi ini lebih dikenal dengan pirolisa. Pirolisa berlangsung pada temperatur
yang lebih rendah dari 800oC. Sehingga rentang terjadinya pirolisa pada bagian
dalam rokok berada pada area temperatur 400-800oC. Ciri khas reaksi ini adalah
menghasilkan ribuan senyawa kimia yang strukturnya komplek.
CvHwOtNySzSi -> 3000-an senyawa kimia lainnya + panas produk ((pada suhu
400-800oC))
reaksi pirolisa
Walaupun reaksi pirolisa tidak dominan dalam proses merokok, tetapi banyak
senyawa yang dihasilkan tergolong pada senyawa kimia yang beracun yang
mempunyai kemampuan berdifusi dalam darah. Proses difusi akan berlangsung terus
selagi terdapat perbedaan konsentrasi. Tidak perlu disangkal lagi bahwa titik
bahaya merokok ada pada pirolisa rokok. Sebenarnya produk pirolisa ini bisa
terbakar bila produk melewati temperatur yang tinggi dan cukup akan Oksigen.
Hal ini tidak terjadi dalam proses merokok karena proses hirup dan gas produk pada
area temperatur 400-800oC langsung mengalir kearah mulut yang bertemperatur
sekitar 37oC.
3.3. Rokok dan proses penguapan uap air dan nikotin
Selain reaksi kimia, juga terjadi proses penguapan uap air dan nikotin yang
berlangsung pada temperatur antara 100-400oC. Nikotin yang menguap pada daerah
temperatur di atas tidak dapat kesempatan untuk melalui temperatur tinggi dan
tidak melalui proses pembakaran. Terkondensasinya uap nikotin dalam gas
tergantung pada temperatur, konsentrasi uap nikotin dalam gas dan geometri
saluran yang dilewati gas.
Pada temperatur dibawah 100oC nikotin sudah mengkondensasi, jadi sebenarnya
sebelum gas memasuki mulut, kondensasi nikotin telah terjadi. Berdasarkan
keseimbangan, tidak semua nikotin dalam gas terkondensasi sebelum memasuki
mulut sehingga nantinya gas yang masuk dalam paru-paru masih mengandung
nikotin. Sesampai di paru-paru, nikotin akan mengalami keseimbangan baru, dan
akan terjadi kondensasi lagi.
Jadi, ditinjau secara proses pembakaran, proses merokok tidak ada bedanya
dengan proses pembakaran kayu di dapur, proses pembakaran minyak tanah di
kompor, proses pembakakaran batubara di industri semen, proses pembakaran gas
alam di industri pemanas baja dan segala proses pembakaran yang melibatkan
bahan bakar dan oksigen. Sangat ironis memang bahwa manusia sangat
memperhatikan keseimbangan alam akibat proses pembakaran bahan bakar oleh
industri yang mengeluarkan polusi, tetapi dilain pihak orang-orang dengan
sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke paru- paru mereka.
3.4. Tar dan Asap Rokok
Zat berbahaya ini berupa kotoran pekat yang dapat menyumbat dan mengiritasi
paru – paru dan sistem pernafasan, sehingga menyebabkan penyakit bronchitis
kronis, emphysema dan dalam beberapa kasus menyebabkan kanker paru – paru (
penyakit maut yang hampir tak dikenal oleh mereka yang bukan perokok ).Racun
kimia dalam TAR juga dapat meresap ke dalam aliran darah dan kemudian
dikeluarkan di urine.TAR yang tersisa di kantung kemih juga dapat menyebabkan
penyakit kanker kantung kemih. Selain itu Tar dapat meresap dalam aliran darah
dan mengurangi kemampuan sel – sel darah merah untuk membawa Oksigen ke seluruh
tubuh, sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap sistem peredaran darah.
Tar dan asap rokok merangsang jalan napas, dan tar tersebut tertimbun disaluran
itu yang menyebabkan :
Batuk-batuk atau sesak napas
Tar yang menempel di jalan napas dapat menyebabkan kanker jalan napas,
lidah atau bibir.
3.5. Gas CO (Karbon Mono Oksida)
Gas CO juga berpengaruh negatif terhadap jalan napas dari pembuluh darah.
Karbon mono oksida lebih mudah terikat pada hemoglobin daripada oksigen. Oleh
sebab itu, darah orang yang kemasukan CO banyak, akan berkurang daya angkutnya
bagi oksigen dan orang dapat meninggal dunia karena keracunan karbon mono
oksida. Pada seorang perokok tidak akan sampai terjadi keracunan CO, namun
pengaruh CO yang dihirup oleh perokok dengan sedikit demi sedikit, dengan
lambat namun pasti akan berpengaruh negatif pada jalan napas dan pada pembuluh
darah.
3.6. Nikotin dan kerja nikotin
Adalah suatu zat yang dapat membuat kecanduan dan mempengaruhi sistem syaraf,
mempercepat detak jantung ( melebihi detak normal ) , sehingga menambah resiko
terkena penyakit jantung.Selain itu zat ini paling sering dibicarakan dan
diteliti orang, karena dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah,
menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi dan menyebabkan ketagihan dan
ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang dihisap oleh orang
dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Selain itu Nikotin
berperan dalam memulai terjadinya penyakit jaringan pendukung gigi karena
nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga mulut termasuk gusi melalui
aliran darah dan perlekatan gusi pada permukaan gigi dan akar. Nikotin dapat
ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil metabolitnya yakni kontinin dapat
ditemukan pada cairan gusi.
Nikotin merangsang bangkitnya adrenalin hormon dari anak ginjal yang
menyebabkan :
- Jantung berdebar-debar
- Meningkatkan tekanan darah serta kadar kolesterol dalam darah, berhubungan
erat terjadinya serangan jantung
Saat merokok, nikotin mulai diserap aliran darah dan diteruskan ke otak.
Nikotin terikat di reseptor nikotinat antikolinergik 42 di ventral tegmental
area (VTA). Nikotin yang terikat di reseptor 42 akan melepaskan dopamin di
nucleus accumbens (nAcc). Dopamin itulah yang diyakini menimbulkan perasaan
tengan dan nyaman. Tak heran bila perokok akan kembali merokok untuk memperoleh
efek nyaman itu.
Bila perokok mulai mengurangi atau berhenti merokok maka asupan nikotin
berkurang dan pelepasan dopamin juga berkurang, akibatnya timbul gejala putus
obat berupa iritabilitas dan stress.
Hal itu menyebabkan jalan untuk berhenti merokok menjadi sulit karena rasa
ketagihan terhadap nikotin. Peran verenicline berfungsi sebagai pemutus rantai
adiksi. Biasanya nikotin berikatan dengan reseptor 42, namun nanti yang akan
berkaitan dengan reseptor 42 adalah verenicline yang bekerja dengan dua cara.
Pertama, verenicline menstimulasi reseptor untuk melepaskan dopami secara
pasrial, tujuanya untuk mengurangi gejala putus obat berupa pusing, sulit
berkosentrasi atau badmood yang ditimbulkan dari proses berhenti merokok.
Kedua, verenicline menghalangi nikotin yang menempel di reseptor. Jadi bila merokok
kembali, nikotin tidak dapat menempel di reseptor, sehingga mengurangi rasa
nikmat dari rokok tersebut. = Verenicline dapat diberikan pada perokok dewasa
atau minimal usia 18 tahun yang ingin berhenti merokok. Verenicline dapat
diberikan pada perokok berat maupun ringan. Dosis awal yang diberikan ringan
yang ditingkatkan secara perlahan-lahan. Untuk mencapai kesembuhan berhenti
merokok, dibutuhkan waktu selama tiga bulan, baik bagi perokok berat atau
ringan.
Efek samping verenicline adalah mual, nyeri kepala, insomnia dan mimpi
abnormal. Meski demikian, manfaat yang ditimbulkan dari berhenti merokok jauh
lebih besar karena dalam sebatang rokok terkandung lebih dari 4 ribu bahan
kimia dan 250 zat karsinogenik.
Bahkan bahan kimia yang ditemukan pada asap tembakau (rokok) seperti aseton,
butan, arsenic, cadmium, karbon monoksida dan toluene sama seperti yang
ditemukan pada bahan industri. Jadi dapat dibayangkan bukan dampak buruk rokok?
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Melihat kenyataan yang ada pada uraian sebelumnya, dapat dikatakan rokok itu
lebih banyak dampak negativnya dari pada dampak positifnya. Apabila hal ini
dibiakan terus berlangsung, maka akan mengakibatkan permasalahan yang serius
pada kesehatan tubuh manusia. Dan seharusnya masyarakat sadar akan bahaya
merokok bagi kesehatan tubuh mereka.Namun hal itu masih sulit dilakukan di
Indonesia.
4.2. Saran
Setelah membaca kartulis ini, semoga masyarakat dapat tersadarkan akan bahaya
rokok bagi kesehatan mereka dan segera meninggalkan kebiasaan merokoknya,
supaya kesehatan mereka tetap terjaga dan nantinya menjadikan tubuh mereka
sehat bugar dan terhindar dari penyakit yang mengancam jiwa mereka.
Sumber :
http://ocha-katacinta.blogspot.com/2012/05/contoh-karya-tulis-ilmiah-tentang.html
)
- Karya Tulis Non Ilmiah
A.
PENGERTIAN KARYA TULIS NON ILMIAH
Karya tulis Non
Ilmiah adalah karya tulis ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi
dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya tulis
non-ilmiah itu pun bervariasi bahan topiknya dan cara penyajiannya, tetapi
isinya tidak didukung oleh fakta umum. Bahasanya mungkin kongkret atau abstrak,
gaya bahasanya mungkin formal dan teknis, atau formal dan populer.
Karya tulis Non Ilmiah ditulis berdasar fakta pribadi yaitu fakta yang ada
pada seseorang, misalnya fakta yang disimpulkan dari data hasil kuesioner atau
data hasil wawancara, dan sebagainya. Fakta fakta itu sifatnya subyektif, berupa
sesuatu yang dipikirkan responden atau penyimpul data. Oleh karena itu karya
tulis pengetahuan yang ditulis berdasar kuesioner atau hasil tes-tes
lainnya (dalam pendidikan) adalah karya tulis yang bersifat non-ilmiah,
meskipun subyeknya ilmu pengetahuan dan metode pengumpulan data direncanakan
secara ilmiah, serta diproses menurut statistika.
Karangan non
ilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia
tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli
bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya
penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya
ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya
memiliki perbedaan yang signifikan.
B.
CIRI-CIRI KARYA
TULIS NON ILMIAH
1) Non Teknis Konkrit : Informatif, bernada
populer, imajinatif, dll
2) Teknis Umum :
Informatif,umum, tidak untuk kepentingan pribadi, masalah secara umum, tidak
ada ajakan emosional, konkrit, dll
3) Abstrak normal : Informatif, umum, non
teknis,Tidak untuk kepentingan pribadi, populer, dll
4) Spesifik Historis : Spesifik,sumber
sejarah, bahasa dan susunan formal, dll
5) Emotif : sedikit informasi, tidak
sistematis, dll
6) Persuasif : Cukup informatif, penilaian
fakta tidak dengan bukti, bujukan untuk meyakinkan pembaca,dll
7) Deskriptif : Informasi sebagian imajinatif dan
subyektif,pendapat pribadi, nampaknya dapat dipercaya
8) Kritik : Tanpa dukungan bukti :tidak
memuat informasi spesifik, berprasangka menguntungkan, formal, dll
Sumber :
http://manajemenpendidikantisyah.blogspot.com/2013/02/karya-tulis-ilmiahnon-ilmiahsemi-ilmiah.html
- Karya Tulis Semi ilmiah
Karangan Semi Ilmiah
Karya tulis semi ilmiah merupakan
sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang
ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis dan didukung
dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga
merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan
dan penulisannya tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode
ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam kary tulis ini.
Karya tulis semi ilmiah biasanya digunakan dalam komik, anekdot, dongeng,
hikayat, novel, roman dan cerpen.
Contoh Karangan Semi Ilmiah :
“Jabodetabek Tidak Lagi Menarik”
Bogor- Kawasan Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, Bekasi adalah pilihan investor di bandingkan dengan daerah
lain di Indonesia. Kendati luas 0,03 persen dari luas wilayah nasional, pada
tahun 2009, kawasan ini menyumbangkan 25,78 persen dari produk domestic
regional bruto nasional. Selaintu dorongan dari pemerintah melalui Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) juga menetapkan
jabotabek sebagai lokasi investasi terbesar.
Dalam jangka panjang Jabodetabek
bisa tidak lagi menjadi menarik bagi
investor. Hal ini disebabkan akumulasi dari penurunan daya dukung lingkungan
serta tidak meratanya akses terhadap aktivitas ekonomi yang meningkatkan
kemiskinan, kriminalitas, dan konflik social. Pertumbuhan lahan terbangun di
Jabodetabek yang tidak terkendali mengonversi kawasan pertanian dan kawasan
lindung sehingga membuat daya dukung kawasan menurun,
Hal itu, antara lain, terlihat dari
luas ancaman banjir di kawasan Jabodetabek yang terus menaik pada tahun 2000,
sebanyak 102 desa di Jabodetabek yang terkena banjir, tahun 2008 sudah mencapai
644 desa terkena banjir. Selain itu infrastruktur juga tidak efisien sehingga
menimbulkan kemacetan dan kekumuhan yang semakinparah setiap tahun.
Sebaiknya pemda kawasan Jabodetabek
meningkatkan infrastruktur yang efesien dengan menghilangkan titik lokasi yang
terkena banjir, membuat resapan air yaitu penanaman pohon atau pembuatan sumur resapan untuk mengurangi laju
luncuran air kepermukaan dan pemerintah daerah lebih meningkatkan infrastruktur
jalur kendaraan agar kemacetan bisa di tuntaskan dengan memberikan lahan
parkir, pelalan kaki, pedagang kaki lima. Menghilangkan kekumuhan dengan
mendatangi dan memberi pengarahan kepada masyarakat akan pentingnya lingkungan.
Dengan infrastruktur yang bagus
maka kawasan Jabodetabek akan selalu menarik investor dan memperbaiki aktivitas
ekonomi. Selain itu bisa memberi contoh kepada daerah lain untuk meningkatkan
daya tarik investor, agar setiap daerah berkembang dan juga mengurangi
kemiskinan.
Sumber berita : Kompas.com,
wikipedia.org